MENU

  • Beranda
  • MATERI !
  • MATERI 2
  • MATERI 3

MATERI ISMUBA


Bahasa Arab - Kelas 2 Semester 1

قَاسِمٌ   : صَبَاحُ اْلخَيْرِ
Selamat pagi          
حَبِيْبٌ  : صَبَاحُ النُّوْرِ
 Selamat pagi               
قَاسِمٌ   : إِلَى أَيْنَ تَذْهَبُ ؟
حَبِيْبٌ  : أَذْهَبُ إِلَى السُّوْقِ
قَاسِمٌ   :  مَاذَا تَشْتَرِيْ ؟
حَبِيْبٌ  : أَشْتَرِيْ أَدَوَاتِ اْلبَيْتِ
قَاسِمٌ   :  وَمَا هِيَ أَدَوَاتُ اْلبَيْتِ ؟
حَبِيْبٌ  : مِنْهَا مِكْنَسَةٌ وَمِلْعَقَةٌ وَصَحْنٌ وَدَلْوٌ
قَاسِمٌ   : تَفَضَّلُ

Di Ruang Makan

Shohnun          : Piring
Mil’aqotun      : Sendok
Sikkinun          : Pisau
Syaukatun       : Garpu
Kuubun           : Gelas
Finjanatun       : Cangkir
Ghito-un          : Toples
Ibriqun            : Ceret
Tsallajatun       : Kulkas
Futhotun         : Serbet

DiRuang Tidur

Firosyun          : kasur
Ditsarun          : Selimut
Wisadatun       : Bantal
Mir’atun          : Cermin
Lu’batun         : Mainan
Khizanatun      : Lemari
Maktabun        : Meja
Kursiyyun       : Kursi
Midya’un        : Radio
Syarithu           : Kaset

Makanan & Minuman

Khubzun         : Roti
Milun               : Mie
Faludzun         : Agar-agar
Tsaljun             : Es
Baidotun         : Telur
Lahun              : Daging
Yakhnatun      : Saus
Murobba          : Selai
Qohwatun       : Kopi
Syaayun          : Teh

Buah - buahan

Babaya              : Pepaya
Mauzatun        : Pisang
Inabatun          : Anggur
Bittikhun         : Semangka
Tuffahatun      : Apel
Burtuqollun     : Jeruk
Tamrotun         : Kurma
Narojilon         : Kelapa
Fukadun          : Alpukat
Ananaasun      : Nanas

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Sejarah Kedatangan Islam di Indonesia

Agama Asli Nusantara adalah agama-agama tradisional yang telah ada sebelum agama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu masuk ke Indonesia.
Mungkin banyak di kalangan masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mengetahui bahwa sebelum agama-agama "resmi" (agama yang diakui); Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha, kemudian kini Konghucu, masuk ke Nusantara atau Indonesia, di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli, seperti:
1.      Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes, Lebak, Banten
2.   Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal sebagai agama Cigugur (dan ada beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat
3.      Buhun di Jawa Barat
4.       Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur
5.      Parmalim, agama asli Batak
6.      Kaharingan di Kalimantan
7.      Tonaas Walian di Minahasa, Sulawesi Utara
8.      Tolottang di Sulawesi Selatan
9.      Wetu Telu di Lombok
10.  Naurus di Pulau Seram di Propinsi Maluku
Didalam Negara Republik Indonesia, agama-agama asli Nusantara tersebut didegradasi sebagai ajaran animisme, penyembah berhala / batu atau hanya sebagai aliran kepercayaan.
Hingga kini, tak satu pun agama-agama dan kepercayaan asli Nusantara yang diakui di Republik Indonesia sebagai agama dengan hak-hak untuk dicantumkan di KTP, Akta Kelahiran, pencatatan perkawinan di Kantor Catatan Sipil, dsb.
Seiring dengan berjalannya waktu dan jaman, Agama Asli Nusantara semakin punah dan menghilang, kalaupun ada yang menganutnya, biasanya berada didaerah pedalaman seperti contohnya pedalaman Sumatera dan pedalaman Irian Jaya. Di Indonesia, aliran kepercayaan yang paling banyak penganutnya adalah Agama Buhun. Data yang terekam oleh peneliti Abdul Rozak, penulis Teologi Kebatinan Sunda, menunjukkan jumlah pemeluk agama ini 100 ribu orang.
Jika angka ini benar, Agama Buhun jelas salah satu aliran kepercayaan terbesar di Indonesia, yaitu 25 persen dari seluruh penghayat aliran kepercayaan. Data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2003 mengungkapkan, dari 245 aliran kepercayaan yang terdaftar, sementara keseluruhan penghayat mencapai 400 ribu jiwa lebih.
Tetapi agama asli Indonesia yang paling terkenal adalah Kejawen. Kejawen (bahasa Jawa Kejawèn) adalah sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan agama yang terutama dianut di pulau Jawa oleh suku Jawa dan suku-bangsa lainnya yang menetap di Jawa. Penamaan "Kejawen" bersifat umum, biasanya karena bahasa pengantar ibadahnya menggunakan bahasa Jawa. Dalam konteks umum, Kejawen merupakan bagian dari agama lokal Indonesia.
Seorang ahli antropologi Amerika Serikat, Clifford Geertz pernah menulis tentang agama ini dalam bukunya yang ternama The Religion of Java. Olehnya Kejawen disebut "Agami Jawi". Penganut ajaran Kejawen biasanya tidak menganggap ajarannya sebagai agama dalam pengertian seperti agama monoteistik, seperti Islam atau Kristen, tetapi lebih melihatnya sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan sejumlah laku (mirip dengan "ibadah").
Ajaran Kejawen biasanya tidak terpaku pada aturan yang ketat, dan menekankan pada konsep "keseimbangan". Dalam pandangan demikian, Kejawen memiliki kemiripan dengan Konfusianisme atau Taoisme, namun tidak sama pada ajaran-ajarannya. Hampir tidak ada kegiatan perluasan ajaran (misi) namun pembinaan dilakukan secara rutin.
Simbol-simbol "laku" biasanya melibatkan benda-benda yang diambil dari tradisi yang dianggap asli Jawa, seperti keris, wayang, pembacaan mantera, penggunaan bunga-bunga tertentu yang memiliki arti simbolik, dan sebagainya. Akibatnya banyak orang (termasuk penghayat Kejawen sendiri) yang dengan mudah mengasosiasikan Kejawen dengan praktek klenik dan perdukunan.
Ajaran-ajaran Kejawen bervariasi, dan sejumlah aliran dapat mengadopsi ajaran agama pendatang, baik Hindu, Buddha, Islam, maupun Kristen. Gejala sinkretisme ini sendiri dipandang bukan sesuatu yang aneh karena dianggap memperkaya cara pandang terhadap tantangan perubahan zaman. Terdapat ratusan aliran Kejawen dengan penekanan ajaran yang berbeda-beda. Beberapa jelas-jelas sinkretik, yang lainnya bersifat reaktif terhadap ajaran agama tertentu. Namun biasanya ajaran yang banyak anggotanya lebih menekankan pada cara mencapai keseimbangan hidup dan tidak melarang anggotanya mempraktekkan ajaran agama (lain) tertentu.
Beberapa aliran dengan anggota besar
1.      Sumarah
2.      Susila-Budi-Dharma (Subud)
3.      Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu)
4.      Sapta Dharma
Aliran yang bersifat reaktif misalnya aliran yang mengikuti ajaran Sabdopalon, penghayat ajaran Syekh Siti Jenar (juga bersifat sinkretik), dan ajaran Samin (yang menentang kapitalisme dan kolonialisme melalui cara spiritual dan perubahan tingkah laku).
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
1. LATAR BELAKANG PERUMUSAN KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

Kepribadian Muhammadiyah adalah salah satu sari beberapa rumusan resmi dan doktrin ideologi persyarikatan Muhammadiyah yang disahkan pada muktamar ke-35 di Jakarta pada tahun 1962. Rumusan Kepribadian Muhammadiyah ini lahir didasari oleh situasi politik tanah air yang tidak menentu. Diketahui bahwa keluarnya dekrit presiden 5 Juli 1959 merupakan akibat dari jalan buntu yang ditemui konstituante dalam merumuskan dasar republik Indonesia. Ada faktor - faktor lain :
  1. Adanya kekaburan terhadap pemahaman Agama Islam di kalangan Muhammadiyah, termasuk di kalangan  para aktifis Muhammadiyah., khususnya para penerus perjuangan Muhammadiyah, lebih-lebih di kalangan pengella amal usaha.
  2. Memudarnya semangat perjuangan terjadinya penyimpangan gerak langkah Muhammdiyah disebabkan ketidakjelasan arah, tujuan terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah di kalangan anggota khususnya pada generasi penerus Muhammadiyah. 
  3. Adanya ketidakfahaman akan kepribadian Muhammadiyah pada para penerus perjuangan Muhammadiyah, menyebabkan mereka terombang-ambing oleh gerakan-gerakan dan paham agama yang berkembang dalam masyarakat. 
  4. Masuknya pengaruh luar yang tidak sesuai dengan  ruh, cita-cita semangat perjuangan  Muhammadiyah yang menyebabkan  kelesuan / melemahkanya dedikasi, hilangnya loyalitas terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah, sikap – mental yang  materialistic,  penyimpangan arah perjuangan Muhammadiyah. 
  5. Ceramah / uraian KH Faqih Usman yang berjudul “Apakah Muhammadiyah itu ?”   dalam sebuah Kursus Pimpinan Muhammadiyah di bulan Ramadhan tahun 1381 H, di Yogyakarta,  yang diikuti oleh Pimpinan Muhammadiyah dari seluruh Indonesia.  
2. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah  
  • Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah
  • Hidup manusia bermasyarakat
  • Mematuhi ajaran-ajaran agama islam
  • Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
  • Ittiba' kepada langkah - langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW
  • Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi
3. Sifat Muhammadiyah 
  • Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
  • Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah
  • Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
  • Amar Ma'ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi suri tauladan yang baik
  • Aktif dalam perkembangan Masyarakat dengan maksd ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran islam
  • mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah
  • bersifat adil dan korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts

TENTANG SAYA LO YAA

HALO EVERYBODY

Saya Adhik Quni Sangadati salah satu mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan. Jadikan DIrimu orang Cerdas bukan Orang Pintar, SEMOGA BERMANFAAT!!!!

Follow Us

  • instagram
  • twitter

JAM

KALENDER

Calendar Widget by CalendarLabs

Blog Archive

  • ▼  2019 (3)
    • ▼  Oktober (3)
      • MATERI BAHASA ARAB
      • MATERI TARIKH
      • KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH ( KEMUHAMMADIYAHAN )
HALOOOOOOOOOOO. SELAMAT DATANG DI BLOGQUUUUU
Brown Hair Girl, Cute

Created with budakpabji by ThemeXpose | adhik quni